Tiba-tiba ramai di media massa Indonesia tentang masuknya 3 orang pemimpin pemerintahan dari Indonesia sebagai nominasi World Mayor Prize 2012. Tentu saja kita langsung teringat dengan kejadian Pulau Komodo yang masuk nominasi World 7 Wonder beberapa waktu lalu. Kejadian ini banyak miripnya dengan kejadian World 7 Wonder sebelumnya, dimana lembaga penyelenggara sangat layak dipertanyakan kredibilitasnya. Namun tentu sah saja bagi siapapun di dunia ini untuk menggagas dan menyelenggarakan event/kompetisi seperti ini, termasuk pembuatan kriteria dan metode pengukurannya. Saya coba menelusuri sedikit mengenai lembaga penyelenggara yang memiliki nama The City Mayors Foundation dan proyek pemilihan dengan nama World Mayor Prize untuk mencari "walikota terbaik dunia". Kegiatan ini dibawah proyek penyelenggaraan bernama World Mayor Project.
Update: Pada 12 Juli 2012, 1 hari setelah kemenangan Jokowi di Pilkada DKI Jakarta, halaman Ballot form for World Mayor 2012 (anda bisa memberikan dukungan via Internet) hanya menyisakan 1 kandidat dari Indonesia yaitu Mr. Joko Widodo (alias Jokowi), Mayor of Surakarta, Indonesia..
The City Mayors Foundation mengklaim dirinya sebagai "the leading independent and non-commercial internet platform dealing with all aspects of urban affairs" atau dalam bahasa Indonesia "platform internet independen dan non-komersial terkemuka yang berkenaan dengan segala aspek masalah perkotaan". Menarik melihat sebutan "internet platform" yang dipakai sebagai identitas atau jenis organisasi yang dipakai. Tampaknya organisasi ini hanya mengandalkan moda Internet untuk beraktifitas. Kunjungan ke website mereka sangat tinggi, terlihat dari ranking yang tinggi di Google dalam keyword yang berhubungan dengan pengelolaan kota atau urban development.
Penggerak Utama
Berdasar penelusuran saya, penggerak organisasi ini bernama Tann vom Hove, namanya muncul di situs sebagai Senior Editor, juga muncul di pendaftaran nama domain sebagai pendaftar atau pemilik nama domain.
Ketertampilan di Internet (Internet Presence)
Website yayasan penyelenggara ada di http://www.citymayors.com (domain dibeli pada 12 November 2002) sementara website penghargaan tersebut ada di situs tersendiri di http://www.worldmayor.com (domain dibeli pada 02 Oktober 2003).
Kedua website dibuat sederhana sekali, tampaknya ada keterbatasan dana dalam pengembangan website yang dapat mengikuti teknologi. Namun ditengah kesederhanannya website mereka mampu menarik banyak visitor karena isinya yang cukup padat. Kedua website menggunakan format yang sama dan saling terintegrasi dalam bentuk saling membuat cross links ke satu dan lainnya.
Kalau membaca dan mendalami isi dari website tersebut, tampak bahwa memang organisasi ini berusaha menjadi semacam sumber informasi mengenai pengelolaan kota di dunia. Sejak dibuat, sudah banyak sekali tulisan ilmiah dan semi-ilmiah yang ditampilkan dari berbagai penjuru dunia dan tampaknya tulisan-tulisan tersebut orisinil ditulis untuk The City Mayors Foundation oleh banyak koresponden. Sesuatu yang sangat positif menurut saya. Mereka juga memiliki banyak koresponden, namun apakah hanya sekedar tampil nama? Aktifkah mereka? Ada banyak organisasi semacam ini yang menampilkan banyak nama, namun sebagian besar tidak aktif.
Mereka juga memiliki halaman di Facebook yaitu di http://www.facebook.com/pages/World-Mayor/169623778755, namun dikelola sangat sederhana dan hanya memiliki 147 Like pada saat tulisan ini dibuat. Pada saat saya kunjungi Facebook page mulai banyak komentar dari pendukung Joko Widodo (alias Jokowi), namun masih sangat sedikit aktivitasnya. Besar kemungkinan dalam beberapa hari kedepan akan diserbu Facebookers dari Indonesia.
Layakkah Dipercaya?
Saya pikir, siapapun bisa saja membuat acara kompetisi seperti ini, dan ide yang dibuat juga sangat kreatif dan telah terbukti bahwa cukup banyak pemikiran dari yayasan ini yang telah diseberluaskan dan mendapat tanggapan positif. Namun, jika kemudian terdapat hal-hal lain dalam proses penjurian seperti misalnya diperlukannya "sumbangan" uang atau bentuk lain agar bisa menang, maka hampir dapat dipastikan bahwa organisasi ini adalah profit-oriented yang bersembunyi dibalik label non-profit organisation. Sejauh hanya inisiatif untuk melakukan event yang bagus dan ditujukan untuk pengembangan pengetahuan dan kemasyarakatan, rasanya tidak ada masalah.
Bahkan sebaiknya kita banjiri saja mereka dengan komentar positif dan vote untuk kandidat Indonesia sehingga ada orang Indonesia yang menang disini. Mereka memiliki branding strategy yang baik dan memiliki nama brand yang sangat "menjual" di dunia Internet, tidak ada salahnya untuk "ditunggangi".
Satu lagi bukti mengenai betapa belum mapannya organisasi ini beserta jaringan "pendukungnya" di Internet adalah kehadiran halaman mereka di Wikipedia yang sangat minimalis. Ini adalah tanda bahwa organisasi ini tidak serius dan kurang profesional. Juga menandakan belum kuatnya jaringan komunitas pendukungnya. Suatu yang negatif bagi suatu kegiatan yang telah berlangsung sejak 2004. Lihat halaman Wikipedia mereka disini.
Namun kalau bicara reputasi, tampaknya lembaga ini masih sangat jauh dari reputasi tinggi. Sejak 2004 pelaksanaan World Mayor Prize, sangat sedikit sekali liputan ataupun berita yang bisa ditemukan di Internet yang berasal dari media terpercaya (seperti Time.com, CNN.com atau BBC.co.uk). Sesuatu yang membuktikan bahwa masyarakat dunia tidak terlalu memberi apresiasi tinggi pada lembaga ini beserta kegiatan yang dilakukannya. Namun tampaknya mereka akan mendapatkan liputan luar biasa justru dari media Indonesia.
Perhatian: Tulisan ini dibuat awal April 2012, segala sesuatu bisa berubah pada saat anda membaca tulisan ini.
Update: Pada 12 Juli 2012, 1 hari setelah kemenangan Jokowi di Pilkada DKI Jakarta, halaman Ballot form for World Mayor 2012 (anda bisa memberikan dukungan via Internet) hanya menyisakan 1 kandidat dari Indonesia yaitu Mr. Joko Widodo (alias Jokowi), Mayor of Surakarta, Indonesia..
The City Mayors Foundation mengklaim dirinya sebagai "the leading independent and non-commercial internet platform dealing with all aspects of urban affairs" atau dalam bahasa Indonesia "platform internet independen dan non-komersial terkemuka yang berkenaan dengan segala aspek masalah perkotaan". Menarik melihat sebutan "internet platform" yang dipakai sebagai identitas atau jenis organisasi yang dipakai. Tampaknya organisasi ini hanya mengandalkan moda Internet untuk beraktifitas. Kunjungan ke website mereka sangat tinggi, terlihat dari ranking yang tinggi di Google dalam keyword yang berhubungan dengan pengelolaan kota atau urban development.
Penggerak Utama
Berdasar penelusuran saya, penggerak organisasi ini bernama Tann vom Hove, namanya muncul di situs sebagai Senior Editor, juga muncul di pendaftaran nama domain sebagai pendaftar atau pemilik nama domain.
Urban Publ CoKarena penasaran, saya mencoba menelusuri jejak orang ini di Internet. Kesimpulan saya, dia bukanlah orang dari kalangan akademisi atau pakar ilmiah yang ternama, bahkan tidak ternama. Satu-satunya jejak yang paling terlihat dari orang bernama unik ini adalah dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan World Mayor Prize (ada pula yang menyebut World Mayor Award), sesuatu yang dia ciptakan dan gagas sendiri. Kemungkinan besar ybs adalah seseorang yang memiliki inisiatif unik dan kemudian berani melakukan langkah konkrit dan mewujudkannya. Tapi dia bukanlah pakar atau ahli pada bidang ilmu pemerintahan atau perkotaan. Tidak ada link yang berhasil saya temukan berkenaan dengan relasi ke perguruan tinggi tertentu atau karya-karya ilmiah tertentu.
Tann vom Hove
2 Greycoat Gardens
London, SW1P 2QA
GB
Phone: +44.02076300615
Email: editor@citymayors.com
Location: London, UK and Freiburg, Germany
Expertise: Economics, government, politics, statistics
Languages: English, German, French
Ketertampilan di Internet (Internet Presence)
Website yayasan penyelenggara ada di http://www.citymayors.com (domain dibeli pada 12 November 2002) sementara website penghargaan tersebut ada di situs tersendiri di http://www.worldmayor.com (domain dibeli pada 02 Oktober 2003).
Kedua website dibuat sederhana sekali, tampaknya ada keterbatasan dana dalam pengembangan website yang dapat mengikuti teknologi. Namun ditengah kesederhanannya website mereka mampu menarik banyak visitor karena isinya yang cukup padat. Kedua website menggunakan format yang sama dan saling terintegrasi dalam bentuk saling membuat cross links ke satu dan lainnya.
Kalau membaca dan mendalami isi dari website tersebut, tampak bahwa memang organisasi ini berusaha menjadi semacam sumber informasi mengenai pengelolaan kota di dunia. Sejak dibuat, sudah banyak sekali tulisan ilmiah dan semi-ilmiah yang ditampilkan dari berbagai penjuru dunia dan tampaknya tulisan-tulisan tersebut orisinil ditulis untuk The City Mayors Foundation oleh banyak koresponden. Sesuatu yang sangat positif menurut saya. Mereka juga memiliki banyak koresponden, namun apakah hanya sekedar tampil nama? Aktifkah mereka? Ada banyak organisasi semacam ini yang menampilkan banyak nama, namun sebagian besar tidak aktif.
Mereka juga memiliki halaman di Facebook yaitu di http://www.facebook.com/pages/World-Mayor/169623778755, namun dikelola sangat sederhana dan hanya memiliki 147 Like pada saat tulisan ini dibuat. Pada saat saya kunjungi Facebook page mulai banyak komentar dari pendukung Joko Widodo (alias Jokowi), namun masih sangat sedikit aktivitasnya. Besar kemungkinan dalam beberapa hari kedepan akan diserbu Facebookers dari Indonesia.
Layakkah Dipercaya?
Saya pikir, siapapun bisa saja membuat acara kompetisi seperti ini, dan ide yang dibuat juga sangat kreatif dan telah terbukti bahwa cukup banyak pemikiran dari yayasan ini yang telah diseberluaskan dan mendapat tanggapan positif. Namun, jika kemudian terdapat hal-hal lain dalam proses penjurian seperti misalnya diperlukannya "sumbangan" uang atau bentuk lain agar bisa menang, maka hampir dapat dipastikan bahwa organisasi ini adalah profit-oriented yang bersembunyi dibalik label non-profit organisation. Sejauh hanya inisiatif untuk melakukan event yang bagus dan ditujukan untuk pengembangan pengetahuan dan kemasyarakatan, rasanya tidak ada masalah.
Bahkan sebaiknya kita banjiri saja mereka dengan komentar positif dan vote untuk kandidat Indonesia sehingga ada orang Indonesia yang menang disini. Mereka memiliki branding strategy yang baik dan memiliki nama brand yang sangat "menjual" di dunia Internet, tidak ada salahnya untuk "ditunggangi".
Satu lagi bukti mengenai betapa belum mapannya organisasi ini beserta jaringan "pendukungnya" di Internet adalah kehadiran halaman mereka di Wikipedia yang sangat minimalis. Ini adalah tanda bahwa organisasi ini tidak serius dan kurang profesional. Juga menandakan belum kuatnya jaringan komunitas pendukungnya. Suatu yang negatif bagi suatu kegiatan yang telah berlangsung sejak 2004. Lihat halaman Wikipedia mereka disini.
Namun kalau bicara reputasi, tampaknya lembaga ini masih sangat jauh dari reputasi tinggi. Sejak 2004 pelaksanaan World Mayor Prize, sangat sedikit sekali liputan ataupun berita yang bisa ditemukan di Internet yang berasal dari media terpercaya (seperti Time.com, CNN.com atau BBC.co.uk). Sesuatu yang membuktikan bahwa masyarakat dunia tidak terlalu memberi apresiasi tinggi pada lembaga ini beserta kegiatan yang dilakukannya. Namun tampaknya mereka akan mendapatkan liputan luar biasa justru dari media Indonesia.
Perhatian: Tulisan ini dibuat awal April 2012, segala sesuatu bisa berubah pada saat anda membaca tulisan ini.
3 Komentar
sangat mencerahkan........