Foto tim Argentina (team photo Argentina) saat melawan Meksiko di babak 16 besar.
Barisan belakang (dari kiri): Sergio Romero, Nicolás Otamendi, Martín Demichelis, Nicolás Burdisso, Gabriel Heinze. Barisan depan: Lionel Messi, Ángel Di María, Gonzalo Higuain, Carlos Tévez, Maxi Rodríguez, Javier Mascherano (Photo by Chris McGrath/Getty Images)
Sergio Romero (penjaga gawang), Walter Samuel (bek tengah), Martín Demichelis (bek tengah), Gabriel Heinze (bek kiri), Jonás Gutierrez (bek kanan), Javier Mascherano (gelandang tengah)
Ángel Di María (gelandang kiri), Maxi Rodríguez (gelandang tengah), Gonzalo Higuaín (penyerang tengah), Carlos Tevez (penyerang kiri), Lionel Messi (penyerang kanan).
Argentina dengan sihir Maradona menjadi tim pertama yang lolos ke babak berikut. Membantai Korea Selatan 4-1 setelah menang 1-0 atas Nigeria. Sulit dipungkiri bahwa Argentina adalah kandidat terkuat juara dunia tahun ini. Bagaimana Brazil? Dari penampilan pertama, tampaknya Brazil masih kalah dari Argentina dari aspek-aspek kunci, pertama Kaka (vs Messi) dan kedua Higuain (vs Luis Fabiano or Robinho). Ini aspek penting menurut saya sebagai faktor terpenting, yaitu pengatur serangan dan striker, mereka haruslah yang benar-benar sedang on-fire.
Hal penting lain, Gonzalo Higuain memimpin persaingan perebutan Sepatu Emas dengan hattrick melawan Korea Selatan. Biasanya tim Juara Dunia juga mendapatkan Sepatu Emas. Menurut saya, faktor kunci lain yang bisa membuat Argentina sebagai tim kandidat terkuat adalah konsep 3 striker mereka yang sangat agresif. Trio Tevez, Higuain dan Messi dengan cadangan Aguero dan Milito. Pola ini sangat agresif. Terbukti saat melawan Korea Selatan yang terorganisir baik, ketika Argentina menyerang, serasa pasti akan terjadi gol. Peran Lionel Messi sebagai pemain terbaik dunia sangat krusial di pola permainan menyerang mereka. Walau tetap meragukan di lini belakang, namun Argentina pada titik ini adalah kandidat terkuat Juara Dunia 2010.
Tanpa Veron di pertandingan kedua, ternyata malah membuat Argentina menjadi lebih agresif. Inilah tim inti mereka saat membantai Korea Selatan dan saya yakin akan dipertahankan oleh Maradona sebagai the winning team hingga final nanti.
Untuk barisan belakang ada Nicolás Burdisso yang menggantikan Walter Samuel saat melawan Korea Selatan yang bisa saja dimainkan sebagai starter jika ternyata Walter Samuel atau Martín Demichelis kurang bersinar. Burdisso terbukti sangat baik saat menjadi pinjaman di AS Roma dari Inter Milan. Keputusan Maradona memasukkan Burdisso bisa jadi akan terus dipertahankan kedepan.
Namun bek belakang memang rawan. Kecenderungan Heinze yang sangat ceroboh bisa fatal saat Piala Dunia dimana wasit sangat sensitif seperti ini. Bek tengah Demichelis juga cukup rawan, terlihat saat dia membuat blunder yang mengakibatkan Korea Selatan mampu menceploskan 1 gol.
Tulisan ini juga termuat di Kompasiana.com
Saya tambahkan juga kutipan tulisan opini kolumnis BBC Sport Jonathan Stevenson dalam tulisannya "Are Argentina the new Brazil?".
Stevenson memberi ilustrasi betapa menghiburnya menyaksikan sepakbola racikan Maradona di Afrika Selatan ini, sepakbola menyerang. Dunga sang pelatih Brazil memilih jajaran pemain tengah dan belakangnya berupa pemain senior yang berkarakter defensif, pemain-pemain yang membuat sang pelatih merasa aman karena mereka bisa diandalkan dan mengamankan daerah pertahanannya.
Tapi Maradona justru sebaliknya, dia memilih memasukkan 6 striker agresif yang kesemuanya telah menyarangkan 170 gol di kompetisi dengan klub masing-masing dalam 12 bulan terakhir. Maradona tidak berpikir untuk main bertahan, dia akan bawa Argentina main menyerang.
1 Komentar