Pagi ini saya menyaksikan persiapan pertandingan aeromodelling PON (Pekan Olahraga Nasional) VII 2008 di kota Tarakan, Kalimantan Timur. Kebetulan harus berangkat dengan pesawat terpagi setelah beberapa hari di kota ini. Perlombaan aeromodelling dilaksanakan di apron baru bandar udara Juwata. Setelah disiram hujan tadi malam, jalan akses menuju apron yang masih berupa tanah telanjang menjadi becek total dan harus diberi titian darurat dari papan kayu. Jala jaring pembatas yang kemarin dipasang membatasi wilayah lomba dengan bandara ternyata rubuh tadi malam karena hujan dan angin.
Keadaan sepi, hanya ada 2 tim yang ada di lokasi yaitu tim Banten dan Riau yang masih sibuk merakit pesawat mereka. Juga ada beberapa panitia dari TNI yang mulai memasang sound system di tengah apron yang diberi 3 tenda tempur hijau serta sebuah tarub kecil untuk bernaung. Tampak sangat sederhana dan sepi sekali untuk ukuran suatu pesta olahraga terbesar di tanah air. Tidak ada sedikitpun info baik berupa tempelan kertasa atau papan atau banner yang menunjukkan bahwa lokasi itu adalah lokasi lomba PON untuk aeromodelling. Apalagi jika mau mencari jadwal lomba, peserta atau info detail lain. Entahlah, mungkin pada saat lomba benar-benar sudah berlangsung nanti akan lebih ramai suasananya.
Sementara TV di ruang tunggu bandara Juata yang menayangkan siaran TV nasional justru sibuk memberitakan Wimbledon, F1, dan berita olahraga luar negeri lainnya. Tak satupun menyinggung PON. Namun masih beruntung di koran lokal Radar Tarakan pagi ini memberitakan banyak hal mengenai PON, terutama diraihnya emas pertama dari catur putri yang direbut Jabar di Tarakan. Berita utama lain adalah akan dibukanya PON secara resmi di Samarinda malam ini di stadion baru nan megah di Palaran Samarinda yang akan dibuka oleh Presiden RI, SBY.
Di Tarakan sendiri, kecuali masalah sulitnya mencari kamar hotel, rasanya kehadiran PON dan 6 cabang olahraga yang dipertandingkan disini tidak banyak membawa perubahan ritme kehidupan masyarakat. Tidak seperti di Samarinda yang jadi berubah dan kotanya jadi padat sekali keadaannya. Spanduk disini banyak, namun masyarakat tenang-tenang saja, mungkin karena pertandingan disini adalah cabang yang tidak populer seperti catur, bridge, aeromodelling dan lainnya yang saya lupa. Satu yang mungkin akan cukup ramai ditonton adalah billiard karena banyaknya preman di kota ini yang mustinya akan sangat tertarik melihat jago-jago billiard se tanah air bermain.
Di hotel tempat saya menginap, Barito Timur, dipakai sebagai markas tim DKI Jakarta. Keadaannya juga santai saja. Para staf tim DKI yang juga sangat sederhana dalam peralatan sibuk mengumpulkan info dan menuliskannya diatas karton dan ditempel di dinding ruang mereka. Ada juga disitu tim aeromodelling dari Kepulauan Riau.
Karena kebetulan saya punya minat besar di bidang aeromodelling waktu kecil, jadi saya sempatkan diri menghampiri venue di apron bandara dan melihat-lihat pesawat model mereka. Asyik juga...
Setelah itu di bagian lain bandara agak jauh dari ruang tunggu keberangkatan terdapat venue lain yaitu untuk perlombaan terjun payung. Namun baru akan dimulai 6 Juli besok, namun tampaknya kesibukan lebih kelihatan disitu. Kemungkinan juga akan dapat menarik minat masyarakat tarakan untuk menonton.
Sayangnya saya tidak dapat langsung memasukkan tulisan blog saya ini karena Telkom Hotspot pakai iVas yang ada di ruang bandara Juata ternyata macet tidak bisa dipakai. Padahal saya sudah senang sekali karena ada fasilitas ini di kota kecil Tarakan, di Balikpapan justru tidak ada. Terpaksa menunggu koneksi lain ke Internet untuk posting ke blog saya.
Venue perlombaan terjun payung
Jaring pembatas yang rubuh antara terminal bandara dengan venue aeromodelling
Suasana di pagi hari venue aeromodelling
Landmark bandara Juata Tarakan, pompa minyak bumi kuno
Tower kontrol lalu-lintas penerbangan (ATC) bandara Juata Tarakan
Hotel posko tim DKI Jakarta yang sederhana
Tulisan ini juga di posting di Blog PON 2008 http://pon2008.web.id
0 Komentar