Banyak SMK Kalah dari Sekolah "Kotak Sabun" SMK TI Airlangga Samarinda

Beberapa waktu lalu, sekolah yang saya pimpin dikunjungi untuk pertama kalinya oleh pejabat dari Dinas Pendidikan Nasional Provinsi. Sambil membawa beberapa wartawan lokal, ybs memberikan komentar-komentar hangat yang menarik untuk dibaca. Berita yang ada dibawah ini dimuat di koran lokal Kaltim Post. Judulnya: Banyak SMK Kalah dari Sekolah "Kotak Sabun" - Syafruddin: Gedung Bagus Bukan Jaminan Raih Prestasi.

Seluruh sekolah negeri di Kaltim, utamanya yang memiliki gedung mewah serta fasilitas lengkap diingatkan untuk tidak terlena. Pasalnya, gedung bagus dan fasilitas serba ada, tak menjadi jaminan sekolah itu mampu meraih prestasi nasional atau internasional.

"Faktanya, dalam beberapa kompetisi yang digelar di 2008 ini, beberapa siswa dari sekolah swasta dengan fasilitas seadanya, mampu meraih prestasi nasional," sebut Kepala Dinas Pendidikan Kaltim Syafruddin Pernyata didampingi Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Kaltim Harimurti, ketika berkunjung ke SMK Airlangga Samarinda, belum lama ini.

Syafruddin menyebutkan, meski gedung yang dimiliki sekolah itu masih sewa, bahkan sangat sempit, namun meraih prestasi nasional bukanlah hal baru.

"Padahal, banyak SMK negeri lain yang fasilitasnya lebih lengkap, faktanya kalah dengan sekolah yang gedungnya seperti `kotak sabun'," sebut Syafruddin kepada Sigit Sigalayan, pengurus yayasan pendiri SMK tersebut, serta M. Adriyanto, kepala SMK Airlangga.

Merespons berbagai prestasi itu, Pemprov Kaltim siap membantu sekolah ini memiliki gedung sendiri yang lebih representatif. "Tapi syaratnya, ya, harus punya tanah sendiri dulu. Kalau nggak, ya, kami tidak bisa bantu," imbuhnya.

Selain gedung sekolah sederhana, tak sedikit alat-alat serta mebel di sekolah ini dibuat sendiri para guru, disesuaikan dengan kondisi ruangan yang sempit. "Coba lihat di sekolah negeri, jarang ada yang mau membuat meja dan kursi sendiri, soalnya sudah terbiasa manja. Sedikit-sedikit minta bantuan pemerintah. Tapi prestasinya diragukan," tambah Syafruddin.

Pada kesempatan itu, Sigit Sigalayan kemudian menyebutkan, tidak hanya meraih prestasi nasional, siswa sekolah ini bahkan menjadi satu-satunya sekolah di luar Jawa, yang bisa menempatkan siswanya menjalani Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Sekretariat Wakil Presiden RI di Jakarta.

Di sekolah ini, terbagi dalam dua kelas yakni kelas reguler dengan SPP Rp 190 ribu per bulan, dan kelas laptop SPP-nya Rp 280 ribu. "Kelas laptop lebih mahal, karena proses pembelajaran lebih mudah. Bisa langsung praktik di kelas dengan laptop masing-masing dengan jumlah murid 25 orang. Tak perlu ke laboratorium lagi," sebut Sigit.

Di sekolah yang kondisinya mirip dengan lorong tahanan itu, memiliki 11 ruang belajar. "Kami terpaksa menolak siswa baru sebanyak 3 kelas, karena memang tempat nggak ada. Kami seleksi hanya menerima siswa yang punya minat kuat di bidang komputer," tambahnya.

Beberapa prestasi yang diraih sekolah ini di antaranya meraih 3 emas dan 1 perak di ajang kategori lomba teknologi informasi di Lembaga Keterampilan Siswa (LKS) SMK Kaltim 2008 di Balikpapan. Tiga emas disumbangkan bidang Web Design oleh M. Riski Hajar, Animation oleh Danny Indra Permana, IT/Software Application oleh Noor Rahmat serta 1 perak diraih di lomba Network Support atas nama Nuhajat.

Beberapa info tambahan mengenai sekolah ini:

Posting Komentar

0 Komentar