Harga emas yang terus naik di era pandemi ini membuat banyak kalangan di masyarakat ingin tahu lebih jauh apa yang harus dilakukan. Emas berbeda dengan saham dan komoditi lainnya. Karenanya diskusi menarik di CNN Indonesia ini bisa menjadi dasar bagi kita semua untuk mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Menurut Safir Senduk, pengamat investasi, tidak ada jurus pasti untuk meramal harga emas ke depan. Namun jika berkaca pada masa lalu, harga emas sangat jarang turun drastis, jika pun turun biasanya sedikit dan pelan. Namun memang ada kecenderungan bahwa harga emas akan naik jika ada keadaan khusus yang luar biasa seperti pandemi kali ini, kerusuhan, krisis ekonomi, dll. Biasanya pada saat itu banyak pihak berbondong-bondong membeli emas.
Pertanyaannya, jika kita sedang pegang emas yang dibeli sebelumnya, apakah dijual atau ditahan? Jawabannya adalah tergantung pada kebutuhan kita. Jika tidak sangat butuh, sebaiknya ditahan saja. Untuk jangka panjang, disarankan untuk secara rutin membeli emas sebagai investasi. Karena diyakini harga akan terus naik, ada atau tidak ada keadaan luar biasa. Namun jika butuh, bisa dijual karena harga juga lebih tinggi dibanding saat membeli dulu.
Emas pernah turun, tetapi sekali lagi jarang turun drastis. Jadi, apakah emas baik sebagai investasi rumah tangga? Jawabannya ya, karena mudah dipahami dibanding investasi di hal lain seperti misalnya saham. Bentuknya juga jelas dan konkrit, misalnya dalam bentuk emas batangan dan perhiasan. Kita jadi lebih merasa aman karena ada bentuk fisiknya.
Berdasar pengalaman, setiap tahun selalu ada saja kejadian-kejadian luar biasa atau ketidakpastian di berbagai penjuru dunia yang menyebabkan harga emas naik. Jadi memang untuk investasi sebaiknya emas bisa dibeli rutin.
Sebaiknya jika ada keinginan untuk investasi emas, jangan dalam bentuk perhiasan karena ada ongkos pembuatan saat kita membelinya. Namun pada saat kita jual, ongkos tersebut tidak dihitung. Emas perhiasan juga punya kelemahan yaitu biasanya mempunyai campuran dan tidak murni emas. Kemudian juga ada faktor trend, perhiasan yang mahal saat ini belum tentu bisa dijual mahal di masa datang saat trend sudah beda. Jadi sebaiknya berinvestasi di bentuk emas lain yaitu emas batangan atau tabungan emas.
Kelemahan emas batangan adalah tidak semua orang nyaman membawa emas untuk dibawa pulang ke rumah, termasuk masalah keamanan. Sementara tabungan emas, kita bisa membeli dengan nilai nominal sedikit sekalipun. Sementara emas fisik minimal harus beli 1 gram atau setengah gram.
Untuk pembelian dan penyimpanan emas di platform secara online, pastikan bahwa layanan yang melakukannya sudah mendapat izin resmi dari OJK, institusi remi pemerintah yang melakukan pengawasan terhadap jasa keuangan di Indonesia. OJK pasti akan melakukan pemeriksaan berkala apakah saat konsumen membayar atas barang emas di suatu platform, emas fisiknya benar-benar ada. Jika tidak maka itu akan menyalahi aturan. Penting sekali untuk melakukan riset tentang layanan dan platform tempat kita membeli.
Sumber: CNN Indonesia
0 Komentar