Entah kenapa, pendidikan tinggi Malaysia dalam 1-2 dekade belakangan ini dianggap lebih superior dari Indonesia. Padahal di era sebelumnya, para mahasiswa Malaysia banyak yang dikirim ke kampus-kampus Indonesia untuk menuntut ilmu. Mestinya karena ada anggapan di sana bahwa masih banyak yang harus dipelajari dan dikejar dari Indonesia saat itu. Keadaan ini berbalik, saat ini justru banyak sekali mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di negeri jiran tersebut. Alasan paling sering kita dengar adalah bahwa mahasiswa Indonesia yang pas-pasan Bahasa Inggrisnya dapat ikut kuliah di kampus level global, tapi tetap bisa komunikasi lancar dengan Bahasa Melayu.
Selalu menarik untuk mendalami apa yang menyebabkan Malaysia lebih bagus kualitas pendidikan tingginya dari negeri kita. Salah satunya adalah karena kedekatan mereka dengan mantan penjajahnya yaitu Inggris. Para petinggi dan keluarga kerajaan Melayu secara turun-temurun mengirimkan anak-anaknya untuk sekolah di Inggris dan negeri Persemakmuran (Commonwealth) lain seperti Australia dan Selandia Baru. Tentu ini memberikan dampak yang kuat bagi arah dan orientasi perkembangan bangsa Malaysia, termasuk pengiriman banyak dosen dan calon dosen secara kontinyu ke negara-negara Persemakmuran.
Alasan lain adalah karena Bahasa Inggris adalah bahasa nasional di Malaysia. Ini mengakibatkan literasi bahasa global ini jauh lebih tinggi dibanding di Indonesia. Hal ini memainkan peranan penting ketika kampus-kampus ingin go global dan bersaing di level internasional. Seperti misalnya dalam penulisan ilmiah di jurnal-jurnal top dunia, serta ke-pede-an para ilmuwan Malaysia ketika tampil di konferensi atau seminar ilmiah internasional. Intensitas penulisan dan penampilan mereka di penerbitan ilmiah global membuat ranking kampus mereka terbantu naik.
Sebagai perspektif, populasi Malaysia hanya 33 juta penduduk. Bandingkan dengan Indonesia yang mencapai 276 juta jiwa atau sekitar 9 kali lipat lebih besar. Kemudian dari segi ekonomi pun Malaysia jauh lebih kecil. GDP Malaysia sekitar USD 376 milyar sementara Indonesia USD 1,2 triliun atau sekitar 4 kali lebih besar. Namun mengapa di segi pendidikan kita masih kalah?
Nah, sudah sampai mana persaingan antar negeri serumpun ini? Educazio membuat serangkaian analisis menarik tentang persaingan ini berdasar data World University Rankings 2022 yang dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel Times Higher Education (THE). Salah satu hal menarik adalah bahwa Universitas Indonesia memuncaki ranking dalam kategori Teaching (Pengajaran) dan mengalahkan semua kampus top Malaysia. Selanjutnya Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berhasil menaklukkan sebagian kampus-kampus top Malaysia dalam kategori terkuat mereka yaitu Citation (Sitasi Jurnal). Walaupun masih kalah dari 4 universitas paling top Malaysia, tapi UPI mampu mencetak skor tinggi dan menyeruak di antara dominasi kampus negeri jiran.
Walaupun secara overall score kampus-kampus top Indonesia masih kalah, tapi terlihat ada progress di beberapa bidang yang memberikan harapan. Perjalanan masih panjang. Sebagai negara besar, Indonesia harusnya bisa menjadi "pemimpin" paling tidak di ASEAN.
Menarik untuk mengikuti perkembangannya. Ikuti terus analisis dan tampilan data yang menarik dari Educazio. Terutama bagi para calon mahasiswa dan orangtua yang akan masuk jenjang pergurun tinggi.
0 Komentar