Demo #GejayanMemanggil terjadi tahun 2019, tanggal 23 September. Mengawali rangkaian demo besar di seluruh pelosok Indonesia, bangkit karena situasi bangsa yang sedang tidak "baik-baik saja." Saya ikut menjadi saksi demo gerakan ini. Jujur saja rasa patriotisme saya membuncah, haru menyaksikan anak-anak saya, para mahasiswa ternyata masih punya kepedulian tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
Hebatnya, demo tanggal 23 September ini berlangsung "bersih-sih" tanpa cacat. Damai dan tertib mulai dari jam 11 pagi hingga sekitar jam 16 sore di pertigaan Colombo. Lokasi bertemunya puluhan ribu mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi yang ada di DIY, negeri dan swasta. #HidupMahasiswa (!)
Berikut beberapa foto dan cuitan yang sempat saya simpan dari Twitter.
Membungkam rektorat: sudah. Bikin selebaran gelap kalau aksi Gejayan ditunggangi: sudah. Memadamkan aliran listrik: sudah. Mengguyur medsos dgn buzzer: sudah.
— Puthut EA (@Puthutea) September 23, 2019
Aksi Gejayan tetap ramai dan makin ramai. Juga damai. Pertanda apakah itu?
Yang patah Tumbuh,
— Nandha Firman (@Nandha_firman01) September 23, 2019
Yang hilang Demokrasi!!!#Gejayanhariini #GejayanMemanggil #GejayanBergerak pic.twitter.com/leQTqoraV1
Mbak Muji dan beberapa pedagang buah di pinggir jl. Colombo adalah bukti nyata benyuk kepedulian warga terhadap aksi #GejayanMemanggil. Di situ masyarakat resah dan memang tahu betul bahwa negara sedang tidak baik-baik saja!#RKUHPNgawur #GejayanBergerak pic.twitter.com/btIucQpnPz
— Sunardi (@Soe_Nardie) September 23, 2019
Kolaborasi mahasiswa Yogyakarta (UGM, UII, Sanata Dharma, UIN Suka, UMY, UNY, UPN Veteran dll) & warga sekitar di Aksi Damai Gejayan Memanggil
— Merapi News (@merapi_news) September 23, 2019
???? Respect #GejayanMemanggil #UGM #Yogya #Yogyakarta #PedagangBuah pic.twitter.com/0qHUCsC2PW |@AdhikaT
0 Komentar