Di pertengahan bulan November 2010, saya mendapat kesempatan langka menjelajahi tanah Dayak di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur. Wilayah ini terkenal seantero jagat karena masih memiliki kawasan hutan alam tropis yang masih perawan dalam luasan yang besar. Salah satunya adalah wilayah Desa Setulang. Dalam perjalanan ini, saya sempat diceritakan tentang satu kearifan lokal yang konon telah terjaga ratusan tahun, yaitu metode memasak tradisional ala "presto cooking".
Nama masakan ini adalah Tutek Ata'. Bahan dasarnya adalah ikan batu (jenis ikan sungai yang hidup di daerah ini). Cara memasaknya sangat unik. Ikan dimasukkan kedalam bambu, dipanaskan di dekat bara api, jadi tidak dibakar diatas api. Bambu-bambu berisi ikan tersebut hanya diletakkan disamping tungku pemasak. Biasanya dalam 3 hari ikan tersebut akan bisa empuk dan durinya sudah bisa langsung dimakan, tentu saja dengan catatan tungku dan bara api tetap menyala. Aroma ikan yang sudah masak menjadi harum karena pengaruh bambu sebagai wadahnya. Tidak hanya ikan, tapi juga sayur, kulit dan daging babi juga bisa dimasak dengan cara ini. Ujung bambu ditutup daun pisang atau daun umbut. Bambu yang dipakai adalah species bambu khusus yaitu bulku tu'e, jenis ini memiliki dinding tipis dan gerowong ditengah batang yang luas. Seperti presto cooking, tapi diciptakan dengan 100% alat dan bahan alami dari hutan Kalimantan, diciptakan ratusan tahun lalu oleh suku Dayak.
Foto-foto diambil menggunakan kamera ponsel, jadi kurang memuaskan, maaf.
0 Komentar