Hal yang sangat sulit dilaksanakan dalam hidup ini adalah bersikap istiqamah atas kebenaran. Istiqamah berarti berdiri teguh sepanjang masa berada diatas kebenaran dan petunjuk, tanpa berpaling ke kiri atau ke kanan. Allah ta’ala telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk senantiasa istiqamah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Maka beristiqamahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya”. (QS. Fushshilat/41:6).
Seperti juga yang disampaikan Saidina ‘Umar bin al-Khattab: “Istiqamah itu kamu berdiri terus mematuhi suruhan dan larangan Allah tanpa berubah-ubah seperti musang” (Ibn Qayyim, Tahzib Madarij al-Salikin, 2/528, Beirut: Muassasah Fuad).
Mempertahankan kebenaran secara istiqamah sungguh bukanlah tugas yang ringan. Insan yang beristiqamah akan mempertahankan kebenaran dikala orang lain suka dan tidak suka. Dikala kebenaran diterima masyarakat atau ditolak. Tanpa peduli apakah mempertahankan kebenaran itu membawa untung atau rugi. Apakah dia disukai karenanya atau dibenci.
Allah mengingatkan Bani Israil yang merupakan kaum yang mengetahui kebenaran yang pernah turun kepada Nabi Musa AS. Mereka seharusnya menjadi orang yang awal beriman dengan Nabi Muhammad SAW karena mereka memahami kebenaran. Malangnya mereka menolak, atas kepentingan tertentu.
Di sekitar kita, banyak terlihat golongan orang yang diberi jabatan menjadi pemimpin dan bahkan para ulama yang mendiamkan tanpa menegur kesalahan yang nyata di depan mata, padahal di posisi mereka, mereka mampu melakukannya. Bukan mereka tidak tahu, namun mereka bimbang posisi mereka digoyang. Padahal, dengan posisi yang diberikan, banyak hal yang dapat ditegur dan dibetulkan. Namun mereka mendiamkan semua itu.
Inilah janji Alla SWT bagi orang-orang yang istiqamah:
"Dan seandainya mereka itu bersikap istiqamah di atas jalan kebenaran, maka pastilah Kami siramkan kepada mereka air yang melimpah." (QS. Al-Jinn/72:16).
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (QS. Al Ahqaaf/46:13-14).
Ibarat mobil yang stabil yang mampu melaju dengan cepat, begitu pula orang yang berusaha mencapai istiqamah tidak akan goyah, apalagi takut, oleh lajunya perubahan. Dia hidup dinamis, berjalan di atas kebenaran demi kebenaran, untuk sampai akhirnya kembali kepada Tuhan, sang Kebenaran Mutlak dan Abadi.
Catatan: Jika anda mencari referensi di Google, gunakan istilah istiqomah atau istiqamah.
Referensi:
- http://www.pesantrenvirtual.com
- http://muslim.or.id
- http://drmaza.com
0 Komentar