Sejak 1987 saya tinggal di 2 kota di Provinsi Kalimantan Timur yaitu Balikpapan dan Samarinda. Saya merasakan betapa mahalnya hidup di 2 kota ini, kota yang tergolong "boomtown" dengan pertumbuhan ekonomi cepat. Analoginya mungkin seperti dalam film-film cowboy zaman dulu di Amerika. Yaitu kota yang ramai didatangi imigran, tata kota semrawut (terutama Samarinda), pertumbuhan ekonomi sangat cepat, inflasi tinggi sekali dan segala sesuatunya sangat mahal. Pagi ini saya menemukan hasil survey cukup langka (yang jarang dilakukan di Indonesia) yang mengukur biaya hidup di kota-kota Indonesia. Hasilnya tidak mengejutkan saya, namun menggugah saya untuk membaginya ke anda semua. Terutama karena saya tinggal di 2 kota ini yang terpisah satu sama lain sekitar 115 km. Termahal se-Indonesia adalah Balikpapan, nomor 4 Samarinda.
Bayangkan, harga nasi goreng standar di dekat rumah saya di kawasan Loa Bakung Samarinda adalah Rp 8000 per piring. Nasi Padang sederhana dengan sepotong ayam plus minuman teh, paling murah Rp 12 ribu. Angkot? Rp 3500 sekali trip. Sayur bayam 1 ikat kecil (sebesar jempol dan telunjuk yang dilingkarkan) Rp 1000-1500. Telur ayam mentah Rp 1000-1500 per butir. Pisang goreng kecil normal Rp 750-1000 per potong. Bagi saya itu adalah harga-harga normal. Tapi ketika ibu saya datang dari Jogja dan ikut merasakan semuanya, beliau bilang betapa gila harga-harga disini... Baca juga tulisan saya sebelumnya tentang Samarinda Kota Boomtown. Foto adalah salah satu sudut kumuh di Samarinda, hanya ilustrasi, keadaan secara keseluruhan bukan seperti itu :-)
Jadi, jangan datang ke Balikpapan dan Samarinda bila kantong anda tipis :-)
Berikut kutipan lengkap dari berita hasil survei dari Mercer yang ditulis di Detik Finance.
Balikpapan Kota Termahal di Indonesia
Jakarta kota termahal di Indonesia? Ternyata bukan. Kota termahal di Indonesia adalah Balikpapan. Sementara Bandar Lampung dan Mataram menjadi kota termurah di Indonesia.
Demikian hasil Survei Biaya Hidup 2008 yang dilakukan Mercer Indonesia, seperti dipublikasikan, Jumat (29/8/2008). Survei dilakukan secara serentak di 26 kota utama di seluruh Indonesia selama Juli 2008, atau dua bulan setelah kebijakan kenaikan harga BBM.
Jakarta, ibukota negara sekaligus pusat kegiatan bisnis terbesar di Indonesia, dijadikan kota basis pada survei ini (indeks 100). Kota-kota lain yang disurvei diperhitungkan indeksnya terhadap kota Jakarta sebagai kota basis.
Balikpapan tercatat sebagai kota termahal dengan indeks 107, naik 3 poin dari 104 pada tahun 2006. Sementara Jakarta adalah kota kedua termahal.
Sedangkan kota Bekasi dan Samarinda yang seri di peringkat ke-3 dengan skor indeks 94 diikuti kota Bogor dan Jayapura pada peringkat ke-5 dan ke-6. Kota termurah yaitu Bandar Lampung dan Mataram, keduanya dengan skor indeks 75, berada di peringkat ke 25.
Apabila dibandingkan dengan survei serupa yang dilakukan Mercer Indonesia pada bulan Juni 2006, hasil survei ini memperlihatkan kenaikan angka biaya hidup secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
"Kenaikan biaya hidup ini adalah imbas dari kenaikan BBM pada bulan Mei 2008 selain sebelumnya juga telah ada kenaikan tarif dasar listrik pada bulan Maret 2008. Keduanya dirasakan sebagai penyebab yang sangat signifikan di semua sektor. Selain itu juga ada beberapa kenaikan tarif yang terjadi pada kota-kota tertentu saja, misalnya kenaikan tarif jalan tol di Jakarta pada bulan September 2007," urai Mutiarawaty Thaher, Information Product Solutions Business Leader PT. Mercer Indonesia.
Kategori biaya hidup yang disurvei mencakup biaya kebutuhan makanan, kebutuhan pokok, transportasi, utilitas, perumahan, pendidikan, kesehatan serta hiburan dan olah raga. Untuk hiburan dan olahraga, indeks Jakarta jauh lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain, walaupun secara keseluruhan Jakarta masih berada di peringkat kedua dengan 7 skor di bawah Balikpapan.
Beberapa kota turun peringkatnya dibandingkan dengan peringkat pada survei biaya hidup tahun 2006. Kota Denpasar (skor 80) turun 16 peringkat dari peringkat 8 ke peringkat 24, juga kota Banjarmasin (skor 85) turun dari peringkat 4 ke peringkat 14. Sedangkan kota-kota yang naik peringkatnya adalah Bekasi (skor 94) dari peringkat 10 di tahun 2006 ke peringkat 3 di tahun 2008, juga kota Medan (skor 89) yang naik dari peringkat 15 ke peringkat 8.
Berikut urutan kota-kota termahal di Indonesia berikut indeksnya:
1. Balikpapan 107
2. Jakarta 100
3. Bekasi 94
4. Samarinda 94
5. Bogor 92
6. Jayapura 91
7. Pekanbaru 90
8. Bandung 89
9. Batam 89
10. Medan 89
11. Padang 88
12. Manado 88
13. Semarang 86
14. Palembang 85
15. Banjarmasin 85
16. Pontianak 84
17. Tangerang 84
18. Cilegon 84
19. Makassar 84
20. Jogjakarta 84
21. Surabaya 83
22. Jambi 81
23. Cirebon 81
24. Denpasar 80
25. Bandar Lampung 75
26. Mataram 75
Link asli: http://www.detikfinance.com/read/2008/08/29/135416/996848/4/balikpapan-kota-termahal-di-indonesia
18 Komentar
salam
Industri apa yang sangat mempengaruhi ekonomi Kota Balikpapan? Migas kan ?
Berapa gaji expatriatnya ?
Berapa gaji freshgraduate engineernya?
Berapa pemasukan yang diterima Pemerintah Kota, Propinsi dan Pusat
dari kegiatan ini ?
Daya beli dan perputaran finansial yang SANGAT besar ini tentu mempengaruhi penyedia barang dan jasa untuk MENYESUAIKAN harga mereka dengan kondisi setempat.
Memang, ini tidak bisa jadi satu-satunya penyebab namun menurut saya menjadi yang utama
Samarinda...
kurang lebih sama, hanya industrinya berbeda sedikit
Pertambangan sangat marak di wilayah Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara
Dimana para pemilik dan pimpinan perusahaan-perusahaan "pemain" batubara ? berapa revenuenya? berapa gaji dan bagi hasilnya? tentu besar
Jadi sebenarnya cukup banyak masyarakat yang punya daya beli kuat
Itu analisis sementara saya...
hehehe...
Kembali ke Samarinda diskusi dengan orang Daihatsu di Samarinda.
Kaltim menerapkan Pajak Kendaraan Bermotor paling mahal di Indonesia katanya.
Itu yang membuat harga OTR kendaraan bermotor di Kaltim mahal.
Tapi itu tetap membuat showroom penjual kendaraan bermotor di Kaltim kosong terus. Karena permintaan lebih besar dari persediaan, sehingga orang di Kaltim beli kendaraan itu antri 1-6 bulan sebelumnya.
Satu lagi.
Saya nginap di hotel bintang 5 di Makassar yang tarifnya sama dengan hotel bintang 1 di Samarinda.
Kaltim memang mahal.
Dari komentar pak Sanko (orang Samarinda)
Masalah utama kota2 dikaltim adalah transportasi. Alam yg labil & korupsi, membuat jalan2 banyak yg rusak. Selain itu typikal masyarakat kaltim yg "Pembualan" alias sombong. Selalu ingin terlihat lebih dari siapapun dalam hal materi, itu yg bikin mrk gatel untuk beli barang baru. Jadi jual barang mahalpun pasti laku. Apalagi kalo barang tesebut jadi trend di ibukota.
Harga2 yg disebut mas Adri diatas baru harga ditengah kota. 20 km agak keluar kota, harga sudah beda lagi, lebih mahal tentunya.
Tapi bagaimanapun I miss you mahakam, I miss you samarinda. The place where my heart belong...
Saya di balikpapan sejak lahir sampe umur 17 tahun.
Setelah itu saya ke Makassar.
Saya bisa rasakan perbedaan biaya hidup antara keduanya. Betul-betul berbeda jauh.
Di Makassar, saya yang mahasiswa ini masih bisa bergerak bebas hanya dengan uang 20.000.
Tapi dengan nilai uang yang sama, di Balikpapan saya betul-betul tidak bisa 'bergerak'.
Hhh...
Kalau lagi cuti ke Jawa, rasanya mirip orang kaya. Habis, standard harga disana umumnya murah sih. Begitu pulang lagi ke Pulau Bunyu (Kaltim), lemes lagi deh. Wekekekeke...
kurang lebih seperti perbandingannya
i like it