Guus Hiddink, Pelatih Terbaik di Euro 2008

Ajang kompetisi Piala Eropa tahun ini memang luar biasa ramai. Komunikasi massa yang dijalankan panitia, UEFA dan sponsor pendukung sudah sampai pada tahap "sangat canggih" sehingga seluruh dunia bisa mengikutinya dengan sangat nyaman, sistematis dan lengkap. Seakan-akan Euro 2008 ini ada dimana-mana, padahal penyelenggaraannya sangat jauh secara geografis dari Indonesia.

Karena tim favorit saya tidak ikut akibat gugur di babak penyisihan, maka saya tidak terlalu antusias berbicara mengenai tim. Saya lebih tertarik bicara tentang para pelatihnya. Seperti kita ikuti bersama, pencarian pelatih berkualitas saat ini sungguh merupakan tugas berat dan mahal bagi para pemilik klub ataupun pengurus sepakbola suatu negara. Siapa pelatih terbaik di Euro 2008 ini? Saya jawab Guus Hiddink.

Hingga babak perempat final ini, dimana 4 tim sudah masuk yaitu Jerman, Turki, Rusia dan Spanyol, pelatih yang terus membuat saya terheran-heran adalah orang Belanda yang satu itu. Apa saja keunggulannya? Saya coba bahas dari sisi ilmu "pengembangan SDM" dan bukan dari sudut pandang "sepakbola jalanan". He3...

Pelatih ini adalah pelatih yang sangat lengkap pengalamannya dan sangat gemar "berpetualang". Saya tidak punya data lengkap atas CVnya, namun yang saya ingat, Hiddink adalah pelatih tim nasional Belanda yang sukses di Piala Eropa tahun 1990an. Kemudian sukses lagi ketika membawa Korea Selatan masuk ke semifinal Piala Dunia 200X, dan terakhir membawa Australia di Piala Dunia 200X. Semuanya tergolong sukses, terutama mengingat dia mengelola suatu tim tidak terkenal yang memiliki stock pemain pas-pasan, baik dari sisi kulaitas maupun kuantitas.

Memimpin suatu tim sepakbola memiliki banyak persamaan aspek dengan pengelolaan suatu organisasi. Diperlukan visi dan strategi yang kuat, ada kegiatan operasional implementasi dari rencana yang telah disusun, dan melibatkan juga aspek-aspek efisiensi dan efektifitas keuangan.

Kehebatan Guus Hiddink yang saya rasakan luar biasa adalah kemampuannya merubah mentalitas "klub kecil" yang menghinggapi Korea Selatan, Australia dan Rusia menjadi tim dengan pemain yang memiliki self confidence yang luar biasa tinggi. Mereka menjadi merasa "sejajar" dengan siapapun. Dalam perang, keyakinan diri seperti itu sudah merupakan 1 langkah kemenangan. Rusia beberapa hari lalu tampil dominan dan sangat percaya diri menghadapi Belanda yang jauh lebih favorit dan memiliki banyak pemain lebih terkenal. Begitu juga saya ingat saat Korsel melibas lawan-lawan tangguh kelas dunia seperti Spanyol. Bagaimana Hiddink melakukannya? Saya tidak tahu...

Yang berikutnya adalah kemampuan taktik Hiddink yang diatas rata-rata. Entah apa yang dilakukannya dalam menyusun timnya serta taktik yang diterapkannya, namun tampak bahwa kebanyakan taktik yang diterapkannya jitu dan mampu membuat permainan lawan menjadi tidak berkembang. Hikmahnya? Seorang jenderal haruslah memiliki kemampuan teknis taktis-strategis yang baik apabila ingin sukses. Biar bagaimana hebatnya para pemain, bila pemimpinnya tidak memiliki kemampuan, ya lupakanlah...

Apa lagi ya? (to be continued)

Ditulis di Magnet Zone, the best hangout place in Surabaya di jaringan Telkom Hotspot iVas dengan menggunakan Asus Eee PC 4G Black


Posting Komentar

2 Komentar

ARahmadi mengatakan…
Lha, Pak Adri tidak memeriksa mentalitas Guus Hiddink pada diri sendiri ?

Kenapa SMK Airlangga yang 'kecil' sekarang bisa berkibar, bahkan 4 tahun berturut-turut juara di tingkat Nasional ? Kenapa pula bisa jadi 10 besar di festifal film amatir ?

Mengapa tim yang berangkat ke even nasional, cenderung dipilih bukan karena prestasi akademik yang sangat menonjol, tetapi lebih karena mereka memiliki sesuatu yang berbeda dari pada para juara tersebut ?


Kenapa SMK 'kecil' dengan input yang kalah jauh dengan SMA/SMK favorit, tetapi bisa disegani ?

Bukankah pak Adri juga tahu:
Something deep in our student hearts that need to be awaken... ??

Mungkin itulah kunci sukses terbesar Hiddink..
Web Admin mengatakan…
pak anton bisa saja... tapi poin yg disampaikan benar, sukses guus memang bukan melulu teknis, tapi justru ada pada tangan "ajaib"nya yg bisa menyulap mentalitas orang lain...