Catatan untuk Para Orang Tua tentang Instagram

Instagram makin populer di masyarakat Indonesia. Anak-anak kita pun semakin banyak yang aktif di media sosial milik Facebook ini. Begitu banyak celah di medsos yang satu ini yang dapat menjerumuskan generasi muda Indonesia ke kultur luar yang tidak sesuai nilai bangsa kita.

Berikut halaman resmi Instagram berbahasa Indonesia yang diperuntukkan bagi para orang tua yang memiliki anak dan anak tersebut aktif memakai Instagram. Kunjungi Pusat Privasi dan Keselamatan di sini. Hal-hal mendasar yang harus diketahui orang tua sudah dijabarkan cukup jelas di sana. Namun unduhan panduan (dalam PDF) belum tersedia dalam Bahasa Indonesia.


Beberapa catatan penting dari saya bagi para orang tua:
  1. Perusahaan dari luar Indonesia tidak peduli dengan nilai kita, budaya kita. Aturan yang mereka terapkan adalah aturan berdasar budaya mereka. Apa yang kita anggap tidak pantas di Indonesia, bagi mereka hal biasa. Inilah yang menyebabkan mekanisme report yang ada seperti di Instagram tidak akan bisa memerangi konten negatif di medsos yang satu ini. 
  2. Perlu diketahui bahwa umur minimal untuk memiliki akun di Instagram adalah 13 tahun. Namun tidak ada kontrol sama sekali untuk memastikan bahwa anak di bawah umur tidak memalsukan identitasnya untuk memiliki akun.
  3. Dalam banyak aspek, pihak Instagram akan selalu berlindung dibalik "undang-undang" yang membuat mereka tidak dapat ikut campur menghapus gambar/video dari akun anak kita, atau melakukan tindakan lain sesuai permintaan orang tua. Anak yang sudah memiliki akun Instagram (walaupun dengan memalsukan umur) sudah dianggap "dewasa" dan memiliki hak yang sama dengan pengguna lain. Ingat bahwa anak kita telah setuju atas semua aturan di Instagram saat mendaftar.
  4. Salah satu fitur yang sangat mengganggu bagi anak dibawah umur adalah fasilitas suggestion serta explore di halaman Find/Cari. Entah apa yang dipakai Instagram dalam algoritmanya, namun yang muncul adalah postingan yang populer yang celakanya sebagian tidak sesuai untuk anak kita. Tidakkah mereka menyesuaikannya dengan umur dan region user?
  5. Akun dari orang-orang tidak bertanggung jawab yang berisi konten buruk bagi generasi muda sangat banyak di Instagram. Saya ulangi, sangat banyak. Akun dan posting tersebut sangat bebas masuk ke timeline anak kita, terutama melalui Find/Search yang di bawahnya ada fitur suggestion dan explore. Karena begitu populernya akun ini di masyarakat Indonesia, maka posting mereka hampir pasti akan selalu muncul di suggestion untuk semua orang. Semakin anak kita menelusurinya, semakin banyak Instagram akan mencekoki anak kita dengan materi buruk itu. Apalagi kalau anak kita mem-follow salah satu akun negatif tersebut, suggestion berikut akan makin gencar.
  6. Jeleknya Instagram adalah tidak ada fitur restriction seperti di search engine dan YouTube. Jadi kita tidak bisa atur agar akun anak kita dilindungi. Karena app Instagram berdiri sendiri dan tidak ikut aturan di OS (iOS atau Android).
Beberapa saran untuk orang tua:
  1. Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua adalah sharing akses ke ponsel anak, atau anak yang memakai ponsel orang tua (dengan catatan ponsel orang tua juga harus "bersih" sebelum dipakai anak). Masuklah ke Instagram anak kita, di pojok kanan atas postingan yang tidak pantas ada simbol 3 titik yang bisa di tap dan pilih "show fewer post like this." Ini akan membuat postingan yang mirip tidak akan disarankan lagi oleh Instagram ke anak kita. Namun ini juga tidak mudah karena posting yang disarankan isinya ribuan dan dipenuhi banyak materi kurang baik. Mampukah kita konsisten?
  2. Yang sulit adalah ketika anak kita follow teman sendiri yang gemar posting materi buruk. Kalau ketemu, langsung block saja. Atau juga akun pihak lain yang bisa berpengaruh jelek, langsung block.
  3. Oya, ada baiknya orang tua juga ikut "bermain" Instagram agar mengenal seluk beluknya sehingga tahu untuk bersikap menghadapi anak kita.
  4. Jadikan anak kita "teman terbaik" Anda, teman yang akan jadi tempat cerita semua hal yang dialami dan dipikirkan anak kita. Lewat kehangatan itulah kita bisa memasukkan kesadaran betapa buruknya pengaruh Instagram jika kita bablas explore dan follow akun negatif.
  5. Arahkan anak untuk berbuat hal-hal positif di Instagram. Posting foto yang memberi motivasi, berbagi informasi yang membangun persahabatan, dll. Buat video yang bagus bersama-sama kemudian di share. Ikut lomba-lomba Instagram yang sangat banyak saat ini. Semoga itu bisa menyibukkan mereka dengan hal positif dan lupa dengan yang negatif. 
  6. Semakin banyak anak explore dan follow akun positif, maka akan makin sedikit suggestion negatif yang diberikan Instagram ke akun anak kita.
  7. Instagram dan Facebook secara bersamaan telah merilis fitur baru untuk memantau dan membatasi waktu pengguna dalam menggunakan kedua aplikasi tersebut. Ini bisa menjadi senajata ampuh untuk membatasi kita (serta anak kita) untuk menghabiskan waktu berlebihan ber-sosmed di dunia maya.
  8. iPhone dengan versi iOS 12 juga memiliki fitur baru yaitu Screen Time yang bisa memantau banyaknya waktu yang dihabiskan penggunanya di setiap aplikasi. Bahkan bisa memberikan batasan waktu bagi aplikasi tertentu. Jadi misalnya anak kita memiliki iPhone, maka kita bisa batasi penggunaan Instagram hanya 1 jam per hari. Ketika penggunaan melewati 1 jam maka aplikasi otomatis mati dan tidak bisa dibuka lagi hingga esok hari. 
Catatan untuk pemerintah Indonesia:
  1. Acungan jempol bagi pemerintah yang berani memblokir beberapa situs raksasa Silicon Valley seperti Vimeo dan Tumblr. Kemudian memaksa search engine raksasa untuk memasang paksa safe search bagi semua search yang dilakukan dari Indonesia (Google dan Bing sudah melaksanakan, Yahoo belum). Saya sangat mendukung action-action nasionalis seperti itu. 
  2. Namun, untuk saat ini saya saran pemerintah Indonesia melangkah lebih jauh dan radikal seperti Cina. Blokir saja semua, tetapi curahkan segala upaya untuk menumbuhkan replacement nya dari Indonesia sendiri. Seperti WeChat di Cina terhadap WA, atau Baidu terhadap Google, Weibo terhadap Facebook, Youku Tudou untuk YouTube, Alibaba untuk Amazon. Cina tidak akan bisa memiliki perusahaan-perusahaan IT hebat seperti Alibaba jika pemerintahnya dulu tidak memblokir semua layanan berbau asing.
  3. Khusus untuk Instagram, sama kasusnya dengan YouTube, hingga saat ini belum ada tekanan khusus untuk keduanya, padahal komplain tentang dampak buruknya sudah makin banyak. Semoga ada cara yang paling sesuai untuk memaksa keduanya tunduk pada aturan dan nilai budaya Indonesia yang jelas-jelas berbeda dengan mereka.
Catatan: Photo by Brett Jordan from Pexels

Posting Komentar

0 Komentar