Ramos Horta, Mantan Presiden Timor Leste, pemenang hadiah Nobel Perdamaian tahun 1996, menjadi pembela kaum muslim di Rohingya melalui jalur yang tidak banyak dilakukan oleh orang Islam sendiri. Dia menulis di kolom opini The Wall Street Journal tanggal 30 November 2016. Cara yang elegan, damai dan memiliki jangkauan sangat luas ke seluruh dunia. Judul tulisannya adalah "Burma Edges Closer to Ethnic Cleansing" dan ditulis bersama Benedict Rogers, penulis yang juga aktivis hak asasi manusia. Baca tulisan lengkapnya di WSJ Online (harus berlangganan untuk bisa mengaksesnya).
0 Komentar