Segera setelah Apple dimenangkan oleh Pengadilan San Jose, California, USA melalui keputusan 9 juri warga lokal, CEO Apple Tim Cook mengirimkan pesan internal "kemenangan" kepada seluruh karyawannya. Surat pendek ini begitu jelas memperlihatkan ketidaksenangan Apple terhadap Samsung (dan secara tersirat juga terhadap Google) yang diwarisi oleh sang pendiri Steve Jobs. Surat ini menggunakan kata-kata yang secara eksplisit menyetarakan Samsung sebagai "pencuri" (stealing) dan secara jelas menyatakan (berdasar bukti di pengadilan) bahwa Samsung melakukan pencurian. Pencurian ini dilakukan secara sengaja dan memang dengan niat mencuri (willful). Tim Cook juga dengan sinis mengatakan bahwa kegiatan plagiasi atau peniruan (copying) yang dilakukan Samsung ternyata jauh lebih dalam dan serius (far deeper) dibanding yang kita ketahui selama ini.
Surat semacam ini tentu sangat "menyayat" hati dan sangat keras. Ada nuansa penyerangan terhadap perilaku bisnis Samsung, dan ada tendensi juga penyerangan terhadap perilaku bisnis ala Asia. Tampak nyata ada pernyataan superioritas bangsa Amerika (baca juga sebagai Barat) terhadap Korea (baca sebagai Timur). Bahwa Barat lebih "beradab" dan sangat menghargai originality and innovation, sementara Samsung sama sekali tidak menghargai nilai-nilai luhur semacam ini. Samsung dipersepsikan sebagai "makhluk" agresif, barbar dan menghalalkan segala cara untuk menang, walau dalam kenyataan di perang bisnis smartphone memang Samsung saat ini adalah pemenangnya dari sisi jumlah produk yang terjual.
Begitu bencinya Apple terhadap para penirunya, sebelum wafat Steve Jobs menyatakan bahwa Apple akan mengejar para penirunya kemanapun dan menyebut perang "thermonuklir" sebagai istilah "perang suci" Apple tersebut. Yang dimaksud sebagai musuh adalah Android (dan Google sebagai penciptanya) dan para pembuat smartphone Android yang meniru mentah-mentah produk Apple (dimana Samsung adalah vendor terdepan).
Namun seburuk itukah Samsung?
Di pengadilan, pengacara Samsung membela bahwa paten-paten yang dituntut Apple adalah paten dari penemunan biasa dan generik yang bisa saja dipakai oleh semua pihak. Siapapun akan membuat smartphone dengan bentuk kotak dengan lekukan di sudutnya, siapapun akan secara alamiah membuat software smartphone yang menggunakan <i>multitouch technology</i> seperti <i>pinch to zoom</i>. Kebetulan saja yang mendaftarkan patennya pertama kali adalah Apple. Namun pengacara Apple membawa bukti ke depan sidang bagaiamana Nokia dan Microsoft Windows Phone bisa membuat produk software hebat tanpa harus meniru iPhone. Apple juga menyebut Sony yang membuat smartphone kotak tanpa lekukan di sudutnya. Lalu kenapa Samsung harus membuat produk yang begitu banyak kesamaannya dengan iPhone?
Saya pikir apa yang dilakukan Samsung adalah hal yang sangat lumrah terjadi dalam bisnis, terutama di Asia. Bisa jadi karena hukum berkenaan intellectual property dan paten tidak kuat dan sangat jarang dijadikan senjata untuk menjerat para peniru. Lihatlah di sekitar kita, ada banyak hal dalam bentuk produk atau jasa apapun yang saling meniru ataupun saling mempengaruhi, baik dari sisi desain maupun fitur. Lekukan khas di mobil mewah ala BMW ataupun Mercy dengan mudah kita lihat di berbagai produk mobil yang dibuat puluhan produsen lain. Lekukan atau bentuk botol Coca-Cola pun yang begitu khas di masa lalu juga sudah bukan lagi barang unik saat ini. Lalu salahkah Samsung membuat smartphone dengan lekukan mirip iPhone dan dengan sistem operasi Android yang mirip iOS?
Banyak pihak menyebut biang kerok masalah ini ada di sistem hukum paten yang berlaku di Amerika Serikat. Siapapun yang memiliki ide unik dapat mendaftarkan ide tersebut menjadi hak paten (bahkan walaupun hanya sekedar ide dan belum menjadi sesuatu yang operasional). Sebagai gambaran, salah hak paten yang diputuskan telah dicuri tersebut adalah sebuah desain buatan Apple dari sebuah smartphone berbentuk kotak dengan lekukan di setiap sudutnya dan memiliki 1 tombol di tengahnya.
Lepas dari itu, dalam persidangan memang juri mendapat kesan sangat kuat dimana Samsung dengan "seenaknya" dan secara sengaja melakukan peniruan. Bahkan dari berbagai email dan komunikasi internal Samsung terjadi berbagai percakapan yang jelas-jelas menjurus ke tindakan terencana dan sistematis untuk membuat produk yang mirip dengan iPhone (dan juga iPad). Hal ini yang diakui juri sangat mempengaruhi keputusan mereka.
Menarik juga untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa yang akan terjadi jika yang berperang adalah USA vs USA (Apple melawan Google) dan bukan USA vs Korea. Akankah kemenangan telak semacam ini bisa berulang dan terjadi. Yang jelas, pertarungan hukum seperti ini akan semakin membuat kantong para pengacara makin tebal :-)
Berikut salinan lengkap pesan Tim Cook tersebut. Baca juga laporan lengkap tentang keputusan kasus Apple vs Samsung di CNET.
Surat semacam ini tentu sangat "menyayat" hati dan sangat keras. Ada nuansa penyerangan terhadap perilaku bisnis Samsung, dan ada tendensi juga penyerangan terhadap perilaku bisnis ala Asia. Tampak nyata ada pernyataan superioritas bangsa Amerika (baca juga sebagai Barat) terhadap Korea (baca sebagai Timur). Bahwa Barat lebih "beradab" dan sangat menghargai originality and innovation, sementara Samsung sama sekali tidak menghargai nilai-nilai luhur semacam ini. Samsung dipersepsikan sebagai "makhluk" agresif, barbar dan menghalalkan segala cara untuk menang, walau dalam kenyataan di perang bisnis smartphone memang Samsung saat ini adalah pemenangnya dari sisi jumlah produk yang terjual.
Begitu bencinya Apple terhadap para penirunya, sebelum wafat Steve Jobs menyatakan bahwa Apple akan mengejar para penirunya kemanapun dan menyebut perang "thermonuklir" sebagai istilah "perang suci" Apple tersebut. Yang dimaksud sebagai musuh adalah Android (dan Google sebagai penciptanya) dan para pembuat smartphone Android yang meniru mentah-mentah produk Apple (dimana Samsung adalah vendor terdepan).
Namun seburuk itukah Samsung?
Di pengadilan, pengacara Samsung membela bahwa paten-paten yang dituntut Apple adalah paten dari penemunan biasa dan generik yang bisa saja dipakai oleh semua pihak. Siapapun akan membuat smartphone dengan bentuk kotak dengan lekukan di sudutnya, siapapun akan secara alamiah membuat software smartphone yang menggunakan <i>multitouch technology</i> seperti <i>pinch to zoom</i>. Kebetulan saja yang mendaftarkan patennya pertama kali adalah Apple. Namun pengacara Apple membawa bukti ke depan sidang bagaiamana Nokia dan Microsoft Windows Phone bisa membuat produk software hebat tanpa harus meniru iPhone. Apple juga menyebut Sony yang membuat smartphone kotak tanpa lekukan di sudutnya. Lalu kenapa Samsung harus membuat produk yang begitu banyak kesamaannya dengan iPhone?
Saya pikir apa yang dilakukan Samsung adalah hal yang sangat lumrah terjadi dalam bisnis, terutama di Asia. Bisa jadi karena hukum berkenaan intellectual property dan paten tidak kuat dan sangat jarang dijadikan senjata untuk menjerat para peniru. Lihatlah di sekitar kita, ada banyak hal dalam bentuk produk atau jasa apapun yang saling meniru ataupun saling mempengaruhi, baik dari sisi desain maupun fitur. Lekukan khas di mobil mewah ala BMW ataupun Mercy dengan mudah kita lihat di berbagai produk mobil yang dibuat puluhan produsen lain. Lekukan atau bentuk botol Coca-Cola pun yang begitu khas di masa lalu juga sudah bukan lagi barang unik saat ini. Lalu salahkah Samsung membuat smartphone dengan lekukan mirip iPhone dan dengan sistem operasi Android yang mirip iOS?
Banyak pihak menyebut biang kerok masalah ini ada di sistem hukum paten yang berlaku di Amerika Serikat. Siapapun yang memiliki ide unik dapat mendaftarkan ide tersebut menjadi hak paten (bahkan walaupun hanya sekedar ide dan belum menjadi sesuatu yang operasional). Sebagai gambaran, salah hak paten yang diputuskan telah dicuri tersebut adalah sebuah desain buatan Apple dari sebuah smartphone berbentuk kotak dengan lekukan di setiap sudutnya dan memiliki 1 tombol di tengahnya.
Lepas dari itu, dalam persidangan memang juri mendapat kesan sangat kuat dimana Samsung dengan "seenaknya" dan secara sengaja melakukan peniruan. Bahkan dari berbagai email dan komunikasi internal Samsung terjadi berbagai percakapan yang jelas-jelas menjurus ke tindakan terencana dan sistematis untuk membuat produk yang mirip dengan iPhone (dan juga iPad). Hal ini yang diakui juri sangat mempengaruhi keputusan mereka.
Menarik juga untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa yang akan terjadi jika yang berperang adalah USA vs USA (Apple melawan Google) dan bukan USA vs Korea. Akankah kemenangan telak semacam ini bisa berulang dan terjadi. Yang jelas, pertarungan hukum seperti ini akan semakin membuat kantong para pengacara makin tebal :-)
Berikut salinan lengkap pesan Tim Cook tersebut. Baca juga laporan lengkap tentang keputusan kasus Apple vs Samsung di CNET.
Team:
Today was an important day for Apple and for innovators everywhere.
Many of you have been closely following the trial against Samsung in San Jose for the past few weeks. We chose legal action very reluctantly and only after repeatedly asking Samsung to stop copying our work.
For us this lawsuit has always been about something much more important than patents or money. It’s about values. We value originality and innovation and pour our lives into making the best products on earth. And we do this to delight our customers, not for competitors to flagrantly copy.
We owe a debt of gratitude to the jury who invested their time in listening to our story. We were thrilled to finally have the opportunity to tell it. The mountain of evidence presented during the trial showed that Samsung’s copying went far deeper than we knew.
The jury has now spoken. We applaud them for finding Samsung’s behavior willful and for sending a loud and clear message that stealing isn’t right.
I am very proud of the work that each of you do.
Today, values have won and I hope the whole world listens.
TimRead more at http://www.inquisitr.com
0 Komentar