Beberapa waktu terakhir saya sering mengikuti acara di DW-TV, stasiun TV pemerintah Jerman yang sekarang disiarkan global ala CNN dan BBC. Saya tertarik karena nuansa nya berbeda sama sekali dengan acara TV yang lain. Terlihat sekali nasionalismenya, dimana acara-acara sebagian besar mengenai Jerman sendiri, saya hanya nonton yang dalam Bahasa Inggris.
Kemarin saya lihat acara Politik di Jerman, semacam acara liputan kegiatan para politisi dan perpolitikan di Jerman. Ada 2 isu ramai yang sedang berkembang disana. Keduanya mengejutkan karena bagi saya di Samarinda, isu-isu itu teramat sederhana. Bisa tebak?
Pertama, perdebatan mengenai adanya sebuah restoran yang melarang anak dibawah 15 tahun masuk dan makan di restoran tersebut. Pro kontra berkembang hangat, satu sisi menganggap bahwa hal itu adalah pembatasan hak asasi anak untuk menikmati ruang publik. Namun di satu sisi lain justru senang karena akhirnya dapat menikmati restoran yang tenang tanpa gangguan keributan anak-anak kecil. Nah... lo?
Kedua, masalah semakin sedikitnya ruas jalan highway (bebas hambatan) yang tidak dibatasi dengan speed limit. Dulu katanya jalanan di Jerman tidak menerapkan aturan batas kecepatan tertentu bagi kendaraan yang melewatinya. Namun saat ini semakin banyak ruas jalan yang dibatasi. Hal ini bagi satu pihak dianggap membatasi kemerdekaan orang untuk mengendarai kendaraan sesuai ekspresi jiwanya. Tapi pihak lain menganggap pembatasan itu perlu karena para pengemudi sudah keterlaluan dan membahayakan keselamatan orang lain. Yah... kebayang saja kalau ada orang tua bawa mobil dengan kecepatan 50 km, tiba-tiba disalip Porsche kecepatan 320 km... bisa kaget...
Apa perasaan anda melihat kenyataan betapa sederhananya politik di Jerman? Bandingkan dengan Indonesia yang sangat kompleks dan masalahnya berat-berat...
BTW, kalau ingin ngebut di jalan tanpa batas kecepatan, bisa datang ke kota saya, Samarinda. Walaupun banyak sekali rambu batasan kecepatan kendaraan, tapi tidak ada satupun yang ditegakkan :-) Enak kan? Tapi karena jalannya jelek dan pendek, kalau berani ngebut 200 km, bisa dipastikan akan berakhir di rumah sakit ;-)
0 Komentar