Beberapa bulan lagi diawal 2008, tepatnya saya lupa, rakyat Kaltim akan memilih pemimpin mereka yang baru secara langsung. Hal ini adalah kesempatan pertama kali, sebelumnya Gubernur dipilih oleh anggota DPRD (wakil rakyat). Tentu saja hal ini membawa banyak dampak positif dan negatif. Bagi saya, ini kesempatan bagus juga untuk ikut "mengompori" masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak. Bosan juga hidup sekian lama tanpa dapat menikmati hak-hak paling dasar sebagai warga negara. Listrik mati terus, air kualitas rendah, lingkungan terpolusi/kotor, kualitas pendidikan rendah tapi mahal, harga barang kebutuhan hidup tinggi, akses Internet/informasi terbatas, dll (masih panjang sekali daftar agar kita bisa sejajar dengan rakyat Singapura misalnya).
Sebagian besar "kesusahan" kita itu bersumber dari tidak kapabel-nya pemimpin yang menjalankan roda pemerintahan di Kaltim. Selama ini, daerah ini dipimpin oleh orang-orang yang "pintar" secara politik saja, tapi tidak punya wawasan, kompetensi dan intelektualitas yang memadai untuk menjalankan roda pemerintahan modern yang efektif dan efisien. Lihat Fadel Muhammad di Provinsi Gorontalo. Apa sih yang dimiliki Gorontalo dibanding Kaltim? Tapi dengan pemimpin berkualitas dan punya keberanian, mereka bisa maju. Kenapa Kaltim tidak?
Standar saya, minimal calon Gubernur kita ini harus punya wawasan yang luas dan maju, harus memiliki level intelektualitas yang tinggi, tidak hanya mengandalkan ikatan kesukuan, keagamaan, atau ikatan tradisional lain. Sejauh ini, saya bisa buat daftar sangat pendek dari pendapat saya atas calon-calon yang saya anggap masuk kategori tersebut.
Tidak satupun dari calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang ada dan beredar namanya di masyarakat saat ini yang saya kenal secara langsung. Namun dari pengamatan, rasanya pendapat saya ini cukup bisa dipertanggungjawabkan.
Mau tahu daftar saya? Disusun acak berdasar abjad.
- Awang Faroek Ishak
- Nusyirwan Ismail
- Sofyan Hasdam
- Syaiful Teteng
Mohon pakai hak pilih anda sebaik-baiknya demi masa depan anak-anak kita...
Update: Tambahan 1 kategori lagi sebagai filter, "arogansi".
Biasanya orang-orang pintar identik dengan arogansi. Mungkin karena terbentuk oleh sejarah hidupnya dimana dia selalu menjadi orang pintar, maka muncullah secara tidak disengaja sifat arogan yang cenderung mematikan aspirasi orang-orang disekitarnya. Kalau orang-orang pintar diatas tidak mampu mengendalikan arogansinya, saya yakin dia tidak bisa jadi pemimpin Kaltim. Terlalu kompleks daerah ini untuk dipimpin hanya oleh 1 otak saja, dia harus mampu memberdayakan sebanyak-banyaknya orang pintar lain untuk bersama-sama bekerja. Lah... kalau arogan?
Biasanya pemimpin arogan ditandai dengan banyaknya anak buah yang pintar tapi lebih suka diam saja... Dan orang begini, cenderung ademokratis...
Ada yang arogan dari list saya diatas? Pasti ada, tapi sulit sekali memberi penilaian karena pengetahuan saya tentang mereka sangat terbatas.
Keywords: Pilgub Kaltim, KPU Kaltim, Pilkada Kaltim, Pemilihan Gubernur Kaltim
2 Komentar