Bayangkan, hidup tanpa listrik hampir 2x24 jam penuh dalam 1 minggu? Di zaman begini? Ya di Samarinda. Lokasi rumah saya mendapat giliran mati yang luar biasa menyedihkan, urutannya begini: Hari pertama hidup penuh 24 jam, kemudian hari kedua akan mati pagi pukul mulai 6-7 dan hidup kembali sore jam 17-18. Besoknya giliran mati malam dimulai jam 18-19 dan hidup kembali sekitar pukul 23-24. Hari keempat hidup 24 jam, kembali ke siklus mulai hari pertama diatas. Jadi kasarannya, dalam 1 minggu paling tidak saya akan mengalami 3-4 hari dimana listrik padam setengah hari penuh.
Kulkas jebol, susah menyimpan makanan dengan awet, komputer juga jadi rawan sekali, belum kerugian lainnya, terutama produktivitas yang menurun, rumah jadi panas karena kipas angin atau AC tidak bisa nyala juga, mumet...
Belum kalau malamnya barusan kena giliran, pagi seharusnya di rumah nyala, pergi ke kantor, kantornya yang kena giliran siang. Kantor kecil saya hanya punya genset kecil yang hanya bisa menghidupkan lampu, beberapa komputer penting dan kipas angin.
Namun sebagai orang yang super pragmatis, saya selalu berusaha bersyukur. Kalau tidak listrik mati, rasanya tidak ada alasan bagi saya untuk tidak bekerja (terutama didepan komputer), maklum agak maniak juga :-) Dengan adanya hal ini, saya dipaksa untuk beristirahat... Bagus lah...
Solusi? Wah... jangan tanya saya. Diluar sana masalah ini terus diperbincangkan, didemokan, dll. Banyak orang yang concern dan saya sangat menghargai mereka. Tapi terus terang saja saya mualesss mengikutinya. Tapi kalau memang keadaan bisa bertambah baik, syukur Alhamdulillah...
0 Komentar