Menjadi Minoritas...

Tulisan ini saya buat ketika saya mendengar berita tentang peledakan bom di gereja-gereja Indonesia di malam natal 2000. Karena saya sedang tinggal di luar Indonesia, saya jadi trenyuh dan malu dengan kemyataan ini. Saya jadi sangat bisa merasakan bagaimana jadi bagian kaum minoritas yang ditekan seperti itu.

Sepanjang hidup saya, hampir tidak pernah saya merasakan menjadi minoritas. Ketika akhirnya saya dapat kesempatan hidup di Amerika Serikat, the land of diversity, akhirnya saya mendapat pengalaman sangat berharga, menjadi warga minoritas. Menjadi sesuatu yang selalu lain diantara kebanyakan di sekitar saya.

Suatu keadaan yang sangat berbeda dengan yang saya alami di tanah air, dimana saya dengan kepala tegak berjalan dimanapun saya berada karena saya orang Melayu, karena saya muslim, karena saya berbahasa Indonesia dengan sempurna.

Semua berbalik disini. Pertama kali datang, saya bisa merasakan betapa mata setiap orang "kulit putih" melihat saya yang memang beda secara fisik. Kebetulan saya tinggal di wilayah yang tidak terlalu banyak warga asingnya. Merasakan bagaimana ketika mesjid dimana saya shalat kesulitan mencari tempat parkir untuk jamaahnya pada saat shalat Ied. Padahal di kanan-kiri ada parking lot yang sangat lebar dan kosong milik tetangga yang tidak mau meminjamkannya. Sesuatu yang tidak akan pernah terjadi ketika saya jadi warga mayoritas di tanah air. Kalau tidak mau meminjamkan, tinggal dipaksa...

Saya beranda-andai, apabila para peledak bom tersebut pernah merasakan menjadi minoritas, mungkin mereka akan punya pandangan lain. Atau karena mereka selama ini sudah merasakan selalu menjadi minoritas juga, secara finansial (?)

Saat ini saya merasa sangat "kaya". Pengalaman menjadi minoritas sungguh banyak membawa manfaat positif untuk saya pribadi. Belajar menjadi orang "pinggiran" ternyata bisa membuat saya lebih sabar, rendah hati, dan lebih berharga lagi: kesadaran betapa sesama manusia harusnya mempunyai posisi sama, bagaimanapun keadaan masing-masing manusia tersebut...

Wacana SDM, 12-2000

Posting Komentar

0 Komentar