Sharing My Sharing Spirit

Salah satu prinsip yang saya pegang teguh di hidup ini adalah prinsip untuk selalu berbagi dengan pihak lain, semakin banyak yang dibagi semakin banyak pula yang akan kita dapat. Prinsip ini seringkali saya terapkan agak berlebihan. Biasanya orang-orang dekat saya, istri, teman, akan mengingatkan, "Jangan terlalu mikirin orang lain, nanti mereka dapat banyak, kita tidak dapat apa-apa." Memang biasanya hal ini sering terjadi pada saat saya jadi narasumber di seminar-seminar atau pada saat menyiapkan bahan untuk mengajar (terutama di program kuliah S2 yang saya asuh). Tampak terlalu serius, begadang riset, lupa anak istri, padahal honornya kecil.


Sulit membayangkan saya tampil pas-pasan dalam kesempatan seperti itu. Biasanya saya kumpulkan bahan sebanyak-banyaknya dan ditampilkan sebaik-baiknya. Seakan tak ada kesempatan kedua, he.. he.. It's true.

Karena yang saya punyai masih teramat sedikit, maka belum banyak pulalah yang bisa saya bagi. Prinsip inilah yang membuat saya menyenangi dunia yang saya geluti saat ini yaitu pendidikan. Bagi seorang guru seperti saya, momen terindah dalam hidup adalah merasakan nikmat berbagi ilmu kepada sesama. Saya ulangi, berbagi adalah kenikmatan. Sama nikmatnya (bahkan lebih) dengan menerima uang dalam jumlah besar misalnya.

Seperti juga sport, sharing juga sangat melelahkan, tapi menyegarkan. Saya selalu merasa 'isi' otak dan hati saya bertambah banyak setiap kali selesai ceramah, mengajar, diskusi. Bertambah karena terjadi interaksi dengan peserta, juga karena terjadi 'dialog' dengan diri sendiri dalam memutuskan setiap kata yang keluar dari mulut ini.

Saya tidak pernah takut membagi apapun yang saya miliki di otak dan hati saya. Wong yakin pasti jadi nambah banyak kok..

*) Tulisan ini telah teronggok lama di HP saya, tak terselesaikan. Akhirnya jadi juga..

Samarinda, 10 November 2006 (hari ultah keponakan saya, Ghina)


Posting Komentar

0 Komentar