Save Our Children's Classrooms

Tahun ini anak saya, Rizka, lulus SD dan harus mencari sekolah baru untuk jenjang SMPnya. Beberapa waktu belakangan ini, sejak menjelang ujian akhir SD, saya dan istri cukup intensif mendiskusikan sekolah yang kira-kira baik untuk anak kami sekaligus mengunjungi langsung beberapa sekolah yang kami anggap cocok. Kebetulan pada saat yang bersamaan, anak kedua kami Audrey juga harus masuk ke SD setelah lulus dari TKnya.

Tidak begitu banyak pilihan di kota sekecil Samarinda. Apalagi kalau mencari sekolah yang benar-benar "berkualitas". Apalagi anak kami bukanlah siswa yang cemerlang dalam pelajaran sekolah, biasa-biasa saja. Padahal SMP favorit mensyaratkan nilai yang tinggi untuk dapat masuk. Dari pilihan yang sedikit tersebut pun rasanya masih sulit sekali untuk menentukan yang paling pas dengan "harapan-harapan" kami sebagai orangtua.

Harapan kami sebenarnya tidak sangat muluk... Yang penting sekolahnya terlihat tertib, bersih, dan tentu saja reputasi proses belajarnya baik. Tidak ada satupun sekolah negeri (yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah) yang memenuhi kriteria "harapan" kami.

Sangat menyedihkan hal ini bisa terjadi. Ketika kita masuk ke sekolah-sekolah itu, kita akan langsung berhadapan dengan suasana yang terlalu "crowded" dimana ribuan siswa belajar di 1 sekolah yang luas arealnya pas-pasan. Problem berikutnya yang langsung terlihat adalah keadaan ruang kelas yang benar-benar "below par". Debu melekat tebal di hampir semua sudut ruangan. Jendela, bangku, meja, papan tulis, dll. Gorden yang kumal, spidol dan penghapus berserakan di lantai, kipas angin yang mungkin sudah 6 bulan tidak dibersihkan. Lantai tegel kusam yang pasti tidak pernah dicuci dengan air. Jelas semua ini tidak dirawat dengan standar yang baik, hanya mengandalkan para siswa yang piket kebersihan membersihkannya setiap pagi (tentu saja secara asal-asalan, namanya juga anak-anak). Hal ini ditambah lagi dengan fasilitas fisik yang benar-benar jelek. Meja dan kursi reyot, penuh coretan, kusam.

Sadarkah anda bahwa anak-anak kita semua menghabiskan waktunya mulai jam 7.30 pagi sampai jam 14.00, artinya minimal 6 jam per hari atau 25% dari waktunya sehari dihabiskan di tempat itu. Kalau dalam 3 tahun sekolah di SMP misalnya, artinya 250 x 24 jam penuh (setelah dikurangi libur, dll) mereka berada di ruangan kelas seperti itu. Itu adalah 6000 jam dalam 3 tahun...!

Saya juga adalah seorang Kepala Sekolah, saya juga mengelola langsung ruang-ruang kelas di sekolah saya. Saya merasakan kesulitan yang luar biasa besar untuk mengelolanya sehingga bisa mencapai standar kerapian dan kebersihan seperti, katakanlah, sebuah restoran biasa-biasa saja. Jangan berpikir untuk menyamakannya dengan standard di mal atau hotel. Memang sulit...!

Tapi... kalau kita mau dan punya keinginan besar untuk menempatkan peningkatan standar kerapian dan kebersihan ruang kelas ini sebagai prioritas tinggi, harusnya kita bisa melakukan perbaikan berarti. Ingat bahwa hal ini sangat mendasar dan saya yakin 100% bahwa jikalau anak-anak kita bisa belajar dalam suasana yang rapi dan bersih, prestasi dan penyerapan pelajaran juga pasti akan lebih baik. Saya yakin pula ini akan membentuk mentalitas mereka menjadi pribadi-pribadi yang rapi, tertib dan bersih, tidak asal-asalan.

Bagaimana pendapat anda?

Sulit? Pasti...! Tapi bisakah? Pasti bisa...! Bagaimana caranya? Nah ini dia masalahnya...

Sebagai orangtua, mungkin kita bisa mulai dengan hal yang paling sederhana yaitu menyiapkan ruang belajar anak kita di rumah kita sendiri.

Posting Komentar

0 Komentar