Kesehatan Organisasi (1)

Kalau anda pernah baca buku berjudul Images of Organization, tulisan Gareth Morgan, saya yakin bahwa anda akan mempunyai paradigma lain dalam melihat organisasi, tidak hanya sebagai struktur kotak-kotak dengan garis lapor dan garis perintah saja.

Begitu uniknya buku ini, sehingga akan saya pakai sebagai acuan dalam tulisan-tulisan Wacana SDM berikutnya.

Dalam salah satu metafor mengenai organisasi yang dikemukakan Morgan dalam buku tersebut adalah melihat organisasi sebagai organisme/makhluk hidup. Lengkap dengan kelahiran, pertumbuhan, adaptasi dan kematiannya, dan kemudian saya menambahkan bagaimana refleks dan intuisi makhluk hidup juga berlaku pada suatu organisasi.

Karena itulah kemudian istilah "kesehatan" menjadi sangat relevan dalam konteks ini. Akan sangat sulit membayangkan kesehatan organisasi apabila kita melihat organisasi sebagai suatu benda mati. Walaupun istilah ini sudah dipakai lama dan sudah menjadi standard dalam audit resmi terhadap suatu organisasi misalnya.

Mari kita lihat beberapa contoh sederhana yang cukup baik untuk membimbing kita mencari pengertian yang tajam mengenai kesehatan suatu organisasi.

Sirkulasi darah dalam tubuh

Dalam tubuh makhluk hidup, salah satu indikator utama dalam menilai tingkat kesehatannya adalah dengan melihat tekanan darah dan kadar oksigen (Hb)dalam darah di seluruh bagian tubuh. Apabila tekanannya normal dan Hb dalam kadar yang baik, maka hampir dipastikan bahwa tubuh hidup tersebut sehat.

Analogi ke organisasi dapat ditarik sangan jelas. Lihatlah darah sebagai informasi, apabila arus informasi lancar, baik dari puncak maupun dari bagian bawah organisasi, maka sangat organisasi dapat dipastikan sehat. Bayangkan suatu organisasi dimana visi dan rencana-rencana top management dapat mengalir dengan lancar dan cepat ke seluruh bagian. Kemudian problem, keluhan dan ekspresi setiap bagian dapat naik ke atas dengan cepat dan lengkap, persis seperti darah bersih dipompakan dari jantung, dan seluruh darah kotor dialirkan dan ditampung untuk dibersihkan dijantung, dan seterusnya berputar dalam sirkulasi yang sempurna.

Namun disinilah tantangannya. Tuhan memang terlalu sempurna untuk disaingi oleh CEO paling brilian di bumi ini sekalipun. Sirkulasi darah dalam tubuh makhluk hidup terlalu sempurna untuk dapat ditiru oleh sistem sirkulasi informasi dalam suatu organisasi. Tapi paling tidak hal ini dapat dijadikan suatu model yang dapat dijadikan acuan dalam mengembangkannya.

Bagian-bagian tubuh tertentu yang tidak cukup mendapat darah akan mengganggu fungsi bagian tersebut. Gejala kepala pusing, kaki atau tangan yang membiru adalah tanda dimana bagian tersebut kurang mendapat cukup darah segar. Tekanan yang terlalu tinggi pada ejakulasi misalnya, adalah contoh lain dimana kelainan pada sirkulasi darah dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.

Dengan segala cara, saat ini setiap organisasi berusaha sekuat tenaga untuk dapat mendistribusikan informasi secepat dan semerata mungkin. Teknologi informasi (TI) adalah jawaban ilmuwan yang terus berkembang pesat untuk kebutuhan yang satu ini. Secara umum dapat dikatakan bahwa organisasi yang mampu mengadaptasikan TI secara cepat dan bijaksana biasanya relatif lebih "sehat".

Namun jangan dilupakan bahwa media elektronis yang disediakan oleh TI tetap tidak bisa meninggalkan norma-norma tradisional berkomunikasi antar-orang. Karena informasi adalah usaha mengantarkan pesan-pesan antar-orang, maka dipastikan bahwa norma tadi harus juga terus dikembangkan, apabila tidak, maka keinginan untuk mendistribusikannya seperti darah diatas akan sulit terwujud.

(Bersambung)

Wacana SDM, 12-2000

Posting Komentar

0 Komentar