Organisasi Hebat dan Orang-orang Biasa

"Organization exist to allow ordinary people to do extraordinary things."

Sangat tersentuh ketika pertama kali membaca ungkapan diatas. Bagaimana tidak, ada beberapa paradigma lama saya kemudian menjadi agak terganggu. Paradigma-paradigma yang sudah sekian lama ditanam dengan sengaja di dalam kalbu saya.


Sekian lama kita dihantui dengan kenyataan bahwa organisasi kita tidak mampu membeli dan membayar para "top talent" dan "top performer" di pasar tenaga kerja. Organisasi kita selalu dengan rendah diri merasa bahwa performance yang rendah diakibatkan oleh pekerja yang rendah mutunya.

Saya tidak tahu ungkapan tadi diucapkan oleh siapa, namun pastilah itu berasal dari seseorang yang sudah makan asam garam berorganisasi. Kalau demikian, maka sulit untuk dipungkiri bahwa itu adalah suatu kebenaran.

Konsep "Synergizing" mendukungnya. Sebatang lidi tidak akan berarti apa-apa sebelum dia disatukan dengan puluhan lidi lain dalam suatu ikatan yang kuat sebagai suatu "sapu lidi".

Kalau sapu lidi itu adalah organisasi. Lidi-lidi adalah individu-individu pembentuk organisasi. Kemudian tali pengikatnya adalah nilai. Maka ungkapan diatas mengasumsikan bahwa dengan lidi "apapun" (tanpa harus terlalu diperhatikan kualitasnya) akan dapat menghasilkan suatu suatu organisasi hebat. Dan saya pikir kuncinya adalah "ikatan tadi", yang saya yakin adalah "nilai" dalam organisasi tersebut.

Itu berarti bahwa nilai dalam organisasi adalah kunci sukses suatu organisasi (?). Sulit juga mengidentifikasinya. Namun dari berbagai pengalaman organisasi hebat yang sudah exist selama ini sangat terasa bahwa nilai adalah perekat utama suatu organisasi.

Ingat McDonalds, saya jadi ingat ketika calon pemegang franchise McD untuk Indonesia (saya lupa namanya) dipersyaratkan untuk pernah merasakan jadi pelayan di salah satu unit McD sebelum menjadi pemegang franchise. Sehingga sang konglomerat ini (ketika itu menantu Wapres Indonesia) terpaksa magang di salah satu unit di Singapore, sebagi pelayan biasa, selama 1 tahun. Bukan magang di headquater untuk belajar manajemen McD seperti yang saya duga, tapi, sekali lagi, pelayan yang bisa setiap saat dimaki-maki pelanggan!

Saya ingat bahwa ternyata McD ingin menanamkan "nilai-nilai" customer orientation yang telah dimilikinya selama puluhan tahun kepada setiap individu yang terlibat di dalam organisasinya. Dan sekarang kita lihat bahwa semua orang bilang makan di McD manapun di dunia ini akan menghadapi makanan pelayanan yang "sama", tidak hanya sama seragam dan nama produk, tapi sama nilai-nilainya.

Jadi, sedikit demi sedikit saya mulai percaya bahwa aspek paling penting dari suatu organisasi hebat adalah adanya "nilai" yang cukup kuat untuk mengikat organisasi dalam menjalankan bisnisnya, sehingga siapapun yang bekerja didalam ikatan-ikatan tersebut akan berkontribusi optimal terhadap suksesnya organisasi tersebut.

Wacana SDM, 11-1999

Posting Komentar

0 Komentar